Beberapa hari belakangan ini, saya kesulitan menuliskan apa yang ada di kepala. Biasanya, menulis terasa lancar-lancar saja, tinggal tak tik tuk tak tik tuk di layar HP atau laptop. Namun, sekarang rasanya berbeda. Oh, ternyata saya sedang banyak pikiran.
Masalah-masalah yang muncul silih berganti memenuhi benak saya. Mulai dari urusan pekerjaan, keluarga, hingga rencana masa depan yang tak kunjung jelas. Semua itu seperti batu besar yang menghalangi aliran kreativitas saya.
Saat mencoba menulis, yang muncul hanya kekosongan. Kata-kata seolah bersembunyi, enggan untuk muncul ke permukaan. Ngga ada inspirasi sama sekali. Saya merasa terjebak dalam lingkaran pikiran yang berputar-putar tanpa akhir. Semakin mencoba memaksa, semakin jauh pula kata-kata itu menghilang.
Kondisi ini benar-benar mengganggu. Menulis adalah salah satu cara saya untuk mengekspresikan diri dan melepaskan beban pikiran. Ketika itu terhalang, rasanya seperti kehilangan sebagian dari diri saya.
Suatu hari, saya bertemu dengan seorang teman lama. Kami berbicara tentang banyak hal, termasuk kebuntuan saya dalam menulis.
“Kenapa tidak coba menuliskan apa saja yang ada di kepala tanpa mengedit?” saran teman saya.
“Begitu saja?” tanya saya, agak ragu.
“Iya, biarkan pikiranmu mengalir bebas. Tulis apa saja yang terlintas di benakmu, tanpa memikirkan struktur atau tata bahasa. Kadang, dengan membiarkan diri menulis bebas, kamu bisa menemukan kembali aliran kreativitas yang hilang,” jawabnya dengan penuh keyakinan.
Saya pun mencoba saran tersebut. Dengan ragu, saya mulai menulis. Awalnya, terasa aneh dan kacau. Namun, saya terus menulis tanpa henti, membiarkan setiap pikiran mengalir tanpa sensor. Ternyata, teknik ini cukup membantu. Sedikit demi sedikit, kata-kata mulai mengalir lebih lancar.
Saya juga mulai mencari solusi lain untuk mengatasi kebuntuan ini. Saya mencoba berbagai teknik relaksasi, seperti perbanyak dzikir, meditasi dan lebih banyak bergerak. Saya juga berusaha mengatur waktu dengan lebih baik, memberi ruang untuk istirahat dan refleksi diri.
Sedikit demi sedikit, pikiran saya mulai jernih kembali. Saya menyadari bahwa tekanan dan beban pikiran hanyalah sementara. Dengan kesabaran dan usaha, saya bisa kembali menemukan aliran kreativitas yang sempat hilang.
Hidup memang tidak selalu mudah, begitu juga dengan menulis. Terkadang, pikiran kita sendiri bisa menjadi penghalang terbesar. Namun, dengan kesadaran dan tekad, saya percaya bahwa setiap rintangan bisa diatasi. Saya hanya perlu memberi waktu pada diri sendiri untuk pulih dan kembali berkreasi.
—
Credits: Photo by Unseen Studio on Unsplash