Baru saja saya mendapati sebuah postingan pribadi di Facebook, via Facebook Moment, tertanggal 2 Oktober 2017. Ya, persis setahun yang lalu.
Ketika semua pintu sudah tertutup, dan kita masih terus berusaha, maka itulah yang disebut kegigihan.
Ketika semua jalan buntu, dan kita masih terus maju, selangkah demi selangkah, maka itulah yang disebut persisten.
Ketika semua cara telah berkali-kali dicoba, terus gagal lagi, gagal lagi, dan kita masih terus mencoba, maka itulah yang disebut ketekunan.
Ketika semua amunisi habis, tidak ada lagi yang bisa membantu, dan kita masih terus berdiri tegak menyelesaikan tugas, maka itulah yang disebut pantang menyerah.
Dan ketika semua orang lain sudah berhenti, dan kita masih terus berusaha, maka itulah yang disebut keyakinan.
Sungguh dekat sekali orang-orang ini dengan keberhasilan. Pun kalau nasib ternyata gagal, dia tetap dekat dengan kebahagiaan, berbahagia dengan usaha yang telah dilakukan.
~ by Tere Liye
Kemudian saya teringat, beberapa waktu yang lalu pada suatu malam, memaksa diri untuk berjalan kaki saat hendak pulang ke rumah dari tempat kerja, berjarak kisaran 4,4 km.
Di awal perjalanan, ada jalanan yang cukup menanjak 45ยฐ, berkelok, dan jauhnya kisaran 400 meter’an.
Sebelumnya tak pernah terpikirkan ingin melewati jalanan tersebut. Tapi malam itu, rasa dalam hati ingin sekali mencoba.
Ada rasa ragu, malas, meliputi hati. Maklum, sudah lama sekali saya tidak berolahraga, apalagi jalan kaki cukup dengan jarak yang cukup lumayan.
Tapi, just do it saja, no second thought. Yakin usaha sampai.
Alhamdulillaah, 1 jam kemudian saya tiba di rumah.
Wuaaah, capek? Iya.
Puas? Bahagia? Sangaaaaat.. ๐
Tinggalkan Balasan