Seringkali saya ditanya oleh beberapa teman, bagaimana saya memulai usaha. Apalagi usaha saya berbeda dengan studi yang saya ambil sewaktu kuliah. Saya sendiri pun juga sering bingung mengapa bisa begitu. Hehe..
Saya kuliah ambil Jurusan Bisnis di FISIP Universitas Diponegoro. Sedangkan usaha saya jalurnya di bidang pembuatan website dan hosting, yang notabene itu adalah bisnis yang biasanya dilakukan oleh para lulusan IT. Ahh, tapi bagi saya itu tidak penting. Enjoy saja..
Berawal Dari Mimpi

Nah, sewaktu kuliah, saya pernah bermimpi dan bertekad untuk punya usaha, menjadi seorang entrepreneur.
Umumnya kan tataran ideal yang berlaku di kebanyakan benak orang-orang, setelah lulus kuliah atau keluar dari bangku pendidikan, kita itu kerja, lalu punya usaha, beli rumah, kemudian nikah. Setelah itu sembari membangun keluarga, juga mengembangkan bisnis, lalu bisnisnya berkembang dan sukses financial freedom.
Tetapi di saya jalannya nggak ketemu-ketemu. Dan jalur kehidupan saya itu terasa jauh dari tataran ideal tersebut.
Akhirnya saya ambil jalan memutar. Yakni kerja dahulu, menikah, baru bangun usaha.
Titik Terang

Setelah menikah, dan saat istri saya hamil anak pertama, keadaan mendorong saya untuk mencari tambahan penghasilan guna biaya kontrol dokter bulanan yang tidak sedikit. Yah, itung-itung buat persiapan persalinan sekalian.
Akhirnya saya bertekad untuk mendirikan usaha semampu saya dan sebisanya saya.
Bersyukur, dengan seizin Allah, saya berkesempatan belajar internet marketing dan WordPress. Dan semenjak mengenal WordPress ini, saya jadi hobi utak-atik website lalu mulai berpikir untuk membangun bisnis berbasis internet. Selain itu, banyak juga kursus online yang saya ikuti, dan kebanyakan juga seputar internet marketing dan bisnis online. Maksud saya supaya mendukung juga dengan apa yang ingin saya tekuni.
Kemudian waktu itu saya mulai memberanikan diri membuka layanan jasa pembuatan website. Alhamdulillaah, sekarang sudah merambah ke bisnis hosting dan domain.
Tepat di awal tahun 2011, saya mulai memberanikan diri untuk menerima orderan jasa pembuatan website dari beberapa teman dan kolega serta beberapa industri UKM yang sekiranya membutuhkan.
Setelah saya pikir-pikir, daripada setiap kali membuatkan website saya harus bingung cari tempat hosting dan ribet beli domain, lebih baik bikin hosting provider sendiri. Lagipula saya akan lebih mudah mengelola website klien-klien saya.
Akhirnya mulailah saya merambah ke bisnis hosting dan registrasi domain.
Kemudian lahirlah Aeohost yang kini berganti nama / brand menjadi Webhostmu.
Padahal waktu itu saya buta sama sekali tentang dunia perhostingan. Namun ya tetep saja harus mau belajar, learning by doing, dan sedikit nekat, hehehe.
Meskipun pusing, alhamdulillah banyak hikmah yang saya dapatkan. Dan saya sangat menikmati prosesnya.
Sebelumnya, saat saya masih kuliah, saya pernah menjalani beberapa usaha. Diantaranya adalah bisnis pulsa, jasa pengetikan komputer, bisnis MLM / network marketing Tianshi, dan Agen Asuransi Prudential. Dari dua bisnis MLM dan network marketing itulah saya mulai mendapatkan pemahaman mengenai salesmanship dan pentingnya membangun aset bisnis untuk masa depan.
Kata orang menjadi pengusaha itu ada yang karena pilihan atau passion, dan ada yang karena kepepet. Kalau saya, sepertinya dua-duanya berlaku.
Hehe, ya, itulah perjalanan saya. Menikah dulu, baru punya usaha. The power of kepepet. Terbukti, menikah itu mengkayakan.
Pentingnya Action dan Memiliki Mentor

Berdasarkan apa yang saya alami, menemukan suatu bisnis itu tidak sekali atau dua kali coba, namun bisa berkali-kali.
Kadang kita tidak berhasil di suatu bidang, namun jika kita tetap melangkah, pasti kita akan menemukan kecondongan diri kita di bisnis yang lain.
Disamping itu, penting juga untuk memiliki mentor yang bisa membantu Anda menemukan “jalan” Anda. Mentor bisa jadi teman Anda, guru bisnis Anda, orang tua, saudara, atau siapa saja yang Anda anggap mereka memiliki kompetensi di bidang bisnis yang ingin Anda tekuni.
Pengalaman adalah guru terbaik. Dan mentor bisnis, adalah guru kedua terbaik.
Maksudnya, apalah artinya kita memiliki mentor yang mumpuni, namun kita sendiri tidak pernah melakukan “action” untuk diri kita sendiri. Yang ada jadinya “muspro” atau sia-sia.
Dalam berbisnis, kedua faktor tersebut merupakan aset yang harus kita miliki dan harus kita cari.
Kita bisa belajar dari pengalaman sang mentor dalam meniti karir bisnisnya. Termasuk kesalahan-kesalahan yang dia perbuat sebelumnya, serta bagaimana cara dia bangkit dari keterpurukan hidup dan karirnya.
Bersyukur dalam membangun usaha, saya bertemu dengan mentor-mentor terbaik di bidangnya.
Yang pertama kali memperkenalkan WordPress ke saya adalah Mas Iyan Ferdian, yang sekarang menjadi salah seorang “pejabat teras” di Bukalapak.com. Saya pernah ikut kursus pembuatan website yang beliau buka. Sehingga dari itu, terbuka lah peluang-peluang yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Kemudian dari situ saya mulai bertemu mentor-mentor lain, seperti Joko Susilo (Owner AsetVirtual.com dan FormulaBisnis.com), Lutvi Avandi (CafeBisnis.com), Sri Jabat Kaban (Owner AnekaMesin.com dan BisnisUKM.com).
Terakhir, beberapa mentor yang saya temui dan saya juga belajar dari nya, diantaranya Yusuf “Shembah”, Suryaddin Laodang (Sang Dosen Jualan), Bramantya Farid (Founder SEO Academy dan Managix.id), Tantan Hilyatana (Founder AmazeHub dan Tantan Media), dan masih banyak lagi.
Mentor itu sama dengan guru atau pembimbing. Meskipun begitu, saya tidak selalu bertemu secara langsung dengan beliau-beliau. Namun saya bisa belajar dari pengalaman dan tulisan-tulisan beliau yang tersebar di internet dan akun Facebook nya.
#MulaiSajaDulu

Omong-omong, agak flashback sedikit, bisnis saya yang paling awal adalah bisnis pulsa. Namun apakah dulu saya kebayang bakal punya bisnis hosting dan pembuatan website ini? Nggak sama sekali saudara.
Bahkan dulu saya nggak punya bayangan akan menekuni bisnis internet. Saya hanya mengikuti passion saya tentang bisnis, dan ingin sekali punya bisnis sendiri.
Sampai saat ini pun saya masih tetap berproses. Karena saya tidak ingin mengatakan bahwa apa yang telah saya capai hingga detik ini, itu perhentian saya terakhir.
Tidak…
Tentunya, saya juga tidak pernah tahu apa yang akan saya capai di kemudian hari, namun satu hal yang pasti adalah bahwa manusia hidup itu berproses.
Dan saya akan terus berjalan hingga tiba masa nya nanti untuk berhenti, ketika masa tugas saya di dunia ini selesai ๐
Kesimpulan

Nah, jadi menurut saya, siapapun bisa jadi pengusaha, sepanjang ada usaha dan tentu dibarengi dengan niat yang baik. Insya Allah, pasti ada jalan.
Kelilingi diri dengan lingkungan yang mendukung. Berkumpul dengan sesama pengusaha, atau sesama orang yang baru merintis usaha. Belajar dan cari tahu ilmu usaha. Belajar juga dari orang yang sudah sukses, pelajari apa kegagalan mereka dan apa yang menjadikan mereka bangkit.
Buat saudara yang sedang memulai usaha, tetap semangat ya!
Tinggalkan Balasan