Nyatanya memang ngga semua orang nyaman berjualan. Alasannya bisa bermacam-macam. Tapi sebagian besar, berdasarkan pengamatan saya, itu karena 2 hal ini. Pertama, karena merasa tidak berbakat. Kedua, karena gengsi.

Untuk yang merasa tidak berbakat, itu relatif lebih mudah diarahkan, karena dalam mindset nya itu seperti ada yang menutupi.
Perlu di “crack” dulu, biar punya wacana lebih luas. Dikasih gambaran, contoh, plus cara-cara yang sekiranya bisa cepat diterapkan dan lekas mendapatkan hasil. Sehingga bisa segera merasakan manfaat dari kegiatan dan proses jualan tersebut.
Ketika pikirannya sudah “open”, biasanya dia akan termotivasi dengan sendirinya.
Istilah kerennya, self-driven motivated person.
Tetapi bagi yang sudah merasa gengsi duluan, nah ini banyak sekali alasan penyebabnya. Dan sebagian besar alasan itu adalah karena ketidakpercayaan terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Nah, Khusus yang satu ini, perlu beberapa kali tahapan. Dari perbaikan self-belief nya dulu, kemudian cara pandang terhadap dunia sekitar. Lalu barulah diarahkan untuk mencoba sesuatu hal yang baru.
Memang perlu latihan yang lebih lama, karena ini mencakup pola pikir dan ketidaknyamanan hati yang biasanya cukup akut. Merasa tidak sempurna, lingkungan tidak respek, dan lain sebagainya.
Namun biasanya, orang yang seperti ini, jika sudah menemukan “klik” nya di dunia penjualan, wohoho, jangan ditanya. Dia bisa menjadi seorang penjual militan. Produk apapun kalau ia merasa cocok, bisa dia jual.
The Power of Kepepet
Pernahkah Anda berada dalam kondisi yang tidak nyaman?
Bayangkan, ketika Anda butuh tambahan penghasilan, membantu keluarga, membantu suami cari duit, anak butuh biaya SPP, orang tua memerlukan biaya pengobatan, dan segudang kondisi-kondisi tidak mengenakkan lainnya.
Saya menyebutnya – kepepet.
Kira-kira upaya apa yang mau Anda lakukan ketika berhadapan dengan kondisi tersebut?
Tahu nggak, banyak loh para pekerja yang akhirnya terpaksa mulai berjualan apa pun untuk sekedar menambah penghasilan. Karena jika hanya mengandalkan gaji, mana cukup untuk menghidupi keluarga dan biaya hidup bulanan.
Apalagi pengangguran, cari kerja aja sekarang sulit, mau dapat duit dari mana coba? Masak mau minta-minta orang tua dan orang-orang di sekitar? Khan nggak lucu!
Menurut saya, jualan adalah solusinya.
Jualan merupakan salah satu solusi elegan yang bisa kita lakukan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kondisi finansial.
Dan kadang memang kita perlu “dipepet” atau dipaksa untuk melakukan sesuatu hal yang kita merasa tidak nyaman.
So, jika Anda memilih untuk mulai berjualan sebagai salah satu solusi yang ingin diambil, mulailah dengan membuka hati dan pikiran, serta terimalah kondisi yang sedang Anda hadapi.
Kemudian, jual lah produk / jasa yang sekiranya banyak orang membutuhkan, sekaligus belajar cara jualan yang mengasyikkan, biar Anda nggak bosen dan menikmati prosesnya.
Mindset Jualan
Jika saat ini Anda termasuk orang-orang yang “anti” dengan kata jualan, ada baiknya perhatikan hal ini:
- Ada anak kecil, yang ingin sekali dibelikan permen. Tetapi dia sadar, kalau minta langsung biasanya orang tua nggak mau, akhirnya dia merajuk dengan menawarkan bantuan untuk membersihkan rumah seperti menyapu, mengepel, membersihkan WC, dan lain sebagainya. Setelah itu, barulah orang tuanya iba dan mau membelikan permen yang dia mau.
- Di lingkungan pekerjaan, ketika hendak menjalankan sebuah kegiatan, seringkali seluruh anggota tim saling memberikan pendapat tentang idenya. Jika usulannya relevan, maka masing-masing bersepakat dan akan menjalankan hasil keputusan bersama.
- Ada seorang pemuda, sedang berdiri di depan rumahnya. Kemudian ada tetangganya, seorang ibu yang membawa barang belanjaan cukup banyak hingga ia kesulitan menggapainya. Akhirnya si pemuda tersebut menawarkan bantuan untuk membawakan belajaannya tersebut. Dan si ibu tadi mengiyakan serta berterima kasih atas bantuannya.
Coba perhatikan, setiap aktivitas di atas ternyata ada kesamaan, yakni upaya menawarkan suatu solusi. Dan tentunya hal-hal tersebut sering terjadi di kehidupan kita. Bahkan kita pun mungkin pernah mengalami.
Tidak beda dengan aktivitas jualan, dimana seorang penjual menawarkan produk / jasanya, untuk membantu si konsumen memenuhi kebutuhannya. Entah itu keperluan harian, ataupun sesaat.
Jadi, pada dasarnya aktivitas jualan itu sama dengan aktivitas memberikan solusi, tapi asyiknya itu dibayar.
- Kasih solusi, tapi tidak dibayar = beramal
- Kasih solusi, tapi dibayar = jualan
Nah, jadi tahu kan persamaannya? Apa itu? Ya, sama-sama menawarkan solusi ๐
Bagi Anda yang masih ragu untuk berjualan, entah karena merasa malu, merasa belum mampu, ataupun yang lain, ingatlah bahwa Anda sedang berusaha untuk melakukan hal mulia, yakni menawarkan solusi!
Tidak semua orang nyaman “berjualan”. Tapi banyak orang yang suka disebut “pemberi solusi” plus dibayar. Nah…!!!
Bagaimana Memulainya?
Jaman sekarang sudah tidak “sengeri” dulu lagi. Kita tidak harus pergi keliling jalanan, door-to-door ketuk pintu tetangga, berjemur di tengah terik panasnya matahari saat siang, untuk sekedar menjajakan barang dagangan kita.
Era digital telah memunculkan sebuah cara dan gaya hidup yang berbeda dengan lifestyle 10 tahun yang lalu, termasuk dalam hal gaya berbelanja.
Jadi bagi Anda yang ingin mencoba memulai, cobalah gunakan media online.
Ingin tahu bagaimana cara jualan online yang bisa langsung diterapkan?
Kapan-kapan akan saya bahas di artikel lainnya yang lebih lengkap. Namun setidaknya ada 3 langkah praktis yang bisa kita tempuh.
- Temukan produk / jasa yang mau dijual
- Buat lapak jualan online
- Perbanyak promosi
Setelah itu, bersiap-siap menerima orderan dan jangan lupa kirim orderannya ya. He he he..
Nah, kiranya itu, dan semoga dengan langkah-langkah tersebut, bisa mengurangi “rasa malu” atau “keengganan” kita dalam berjualan.
Karena rasa engan tersebut sejatinya akan kalah dengan rasa “kepepet”. Sehingga silakan ciptakan rasa “kepepet” Anda sendiri, untuk mengalahkan rasa malas tersebut.
See you!
Tinggalkan Balasan